Tes Wawasan Kebangsaan ( TWK )

Berikut 10 ( Sepuluh ) Contoh Soal Tes Wawasan Kebangsaan.

1. Saling menghormati dan tidak membeda- bedakan manusia berdasarkan suku atau golongan                merupakan salah satu contoh yang terkandung dalam sila ..... 
         a. Pertama
         b. Kedua
         c. Ketiga
         d. Ke empat
         e. Kelima

2. Menjadi saah satu anggota DPD merupakan salah satu contoh bentuk keikutsertaan rakyat 
    dalam ...
         a. Permusyawaratan
         b. Perwakilan
         c. Hikmat Kebijaksanaan
         d. Kerakyatan
         e. Keadilan

3. Sistem kedaulatan rakyat yang digunakan oleh indonesia terdapat pada ........
         a. Pembukaan UUD 1945 alinea 1
         b. Pembukaan UUD 1945 alinea 3
         c. UUD 1945 Pasal 1 Ayat 2
         d. Pancasila sila ke 3
         e. Pancasila sila ke 2

4. DPR bersidang sedikitnya sekali dalam setahun merupakan isi Pasal ......
        a. 36
        b. 7 C
        c. 8
        d. 19 Ayat 3
        e. 19 Ayat 1

5. Agresi militer belanda II yang terjadi tanggal 19 desember 1948, tepatnya pada kota ....
       a. Surabaya 
       b. Yogyakarta
       c. Jakarta
       d. Jambi
       e. Semarang

6. Anggota Komisi Tiga Negara yang pernah dibentuk oleh PBB adalah .......
       a. Australia, Jerman, Jepang.
       b. Inggris, Belanda, Spanyol
       c. Amerika, Perancis, Uni soviet
       d. Australia, Belgia, Amerika.
       e. Austria, Australia, Belgia.

7. Negara melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah indonesia merupakan penjabaran          dari sila .....
       a. 3
       b. 2
       c. 1
       d. 4
       e. 5

8. Pengesahan Pancasila sebagai Dasar Negara terjadi pada Tanggal .....
       a. 22 Juni 1945
       b. 18 Agustus 1945
       c. 19 Agustus 1945
       d. 17 Agustus 1945
       e. 01 Juni 1945

9. Yang paling utama dalam Asas Demokrasi dalam Pembangunan Nasional adalah ......
       a. Kerja Sama
       b. Pemerataan
       c. Manfaat
       d. Musyawarah Mufakat
       e. Keberagaman.

10. Sidang Pertama BPUPKI dilaksanakan pada tanggal .......
       a. 7 Agustus 1945
       b. 10 - 16 Juli 1945
       c. 22 Juni 1945
       d. 14 Agustus 1945
       e.  29 Mei - 01 Juni 1945

                                                                   ⟹ πŸ™†Selamat Mengerjakan πŸ™†⟸



Dosa dan Bau

"Seandainya Dosa itu memilik bau, niscaya tidak ada seorang pun yang sudi duduk di sampingku".

Kata - kata tersebut diatas merupakan kutipan kata dari seorang Muhammad bin Wasi' Rahimahullah. yang pernah kubaca secara tidak sengaja, kata - kata tersebut tampak terasa begitu indah dan memiliki makna yang sangat dalam, bagi kita yang mau berpikir, kata - kata sederhana namun begitu memiliki arti, sampai- sampai membuat diri ini malu terhadap apa yang telah di perbuat selama ini.

Coba kita bayangkan sejenak, selama kita diberi kesempatan hidup, sudah berapa banyak dosa atau khilaf atau salah yang sudah kita perbuat, setiap hari selalu saja ada salah dan khilaf yang kita lakukan baik itu disengaja atau pun tidak, mampukah kita menghitungnya? 
apakah amal kebaikan kita mampu menutup atau lebih banyak dari dosa- dosa yang telah kita perbuat?

Maha Mulia Engkau Ya Robb... yang telah menutup semua aib kami, kemudian dengan Kasih sayang Mu, Engkau juga maafkan kami, apabila kami bertobat dan kembali kepada Jalan Mu.😭😭😭
Maafkan Kami Ya Robb, yang selalu lupa dan selalu berbuat salah,,😒😒😒
Maafkan kami yang selalu terpedaya akan nafsu - nafsu kami,,😒😒😒
Maafkan kami yang selalu merasa diri ini cukup pintar, cukup baik, sehingga membawa kami kepada kesombongan yang kami sendiri tidak menyadarinya.😭😭😭



Kematian Bahan Renungan

Seberapa takutkah kita menghadapi kematian???πŸ™πŸ™πŸ™
Pertanyaan yang lebih cocok mungkin adalah bukan seberapa takut, tapi seberapa siapkah kita menghadapi yang namanya kematian...
Setiap yang bernyawa pasti mati/ meninggal/ wafat/ gugur atau apapun namanya yang jelas jiwa dan ruh ini pasti berpisah dari raga atau jasadnya..
Jika sudah berpisah dari ruh maka tiada lagi namanya kecantikan atau ketampanan yang kita banggakan, ataupun tubuh atletis atau apapun, jasad ya tinggal jasad...πŸ’€πŸ’€πŸ’€
tiada bernyawa dan tiada berdaya lagi...

Siapa yang akan merindukan kita?
Siapa yang akan setia menemani jasad kita?
Siapa yang akan menangisi kita?
Semuanya akan hilang seiring berjalannya waktu, ada yg hitungan hari, bulan, ataupun tahun...
Setelah itu??? 

Semua akan sibuk dengan aktivitas nya masing- masing dalam menjalani kehidupan di dunia ini..
Tinggallah kita sendiri didalam kubur..
Apa yang ada didalamnya?
Apa benar ada kehidupan yang abadi setelah kematian?
Atau setelah mati ya sudah mati?? 
Tidak merasakan apa - apa lagi dan menjadi santapan cacing tanah.. apa seperti itu???
Jika benar seperti itu maka untuk apa kita ada didunia? 
Kalau hanya untuk hidup kemudian mati???
Tidak, tidak kawan...
Semua ini pasti ada maksud dan artinya, kita diberikan kesempatan hidup di dunia, pasti ada artinya...!!!

Pasti ada kehidupan lagi setelah kematian!! 
Kehidupan yang abadi, namun semua pasti ada perhitungan nya...
Belum terlambat untuk berubah!! 
Berpikirlah dari sekarang juga, akan kematian yang pasti akan datang ke setiap diri kita masing - masing.πŸ™πŸ™πŸ™

TIPS Siap Hadapi Tes CPNS 2019

Assalamu'alaikum.wr.wb

Hie sobat semua para pencari/ pejuang NIP 😁😁..

Seperti yang sudah kita ketahui bersama ya, Tahun ini Pemerintah kembali membuka kesempatan bagi Putra - putri terbaik bangsa ini untuk bergabung menjadi seorang ASN (Aparatur Sipil Negara).
dan tidak tanggung - tanggung sob, formasi yang dibuka mencapai ribuan banyak nya πŸ™Œ..

So...... jangan lewatkan kesempatan ini berlalu begitu aja ya sob...πŸ‘ŠπŸ‘Š
Namun untuk menjadi seorang ASN tentunya kudu wajib melalui tahapan - tahapan tes atau eleksi yang telah disediakan oleh pemerintah diantaranya yaitu Tes SKD dan Tes SKB.πŸ˜’
Guna menghadapi serangkaian tes tersebut seorang calon ASN bukan hanya perlu dimodali pengetahuan yang mumpuni tetapi juga mental yang kuat guys.....

Mengapa harus kudu kuat mental ???? kan bukan tes Tentara yang kudu wajib di tes fisik nya???
iya bnerrrr......tidak menguras fisik secara langsung, namun di dalam tes nanti para calon ASN akan di suguhi sekitar 100 soal yang harus di kerjakan dalam waktu tertentu biasanya sih dalam waktu 90 menit! arti nya mengerjaka 1 soal gak sampai 1 menit, belum lagi kita harus membaca soal yang kadang terlalu panjang, dan butuh pemahaman. Variasi soal nya pun beragam guys, ada soal itungan sederhana, maupun soal cerita. oleh sebab itu kembali lagi ke awal bukan hanya hafalan yang harus kita siapkan guna menghadapi soal tes tersebut namun juga mental, dalam hal ini seperti ketahanan kita dalam membaca soal, menganalisa soal, kecepatan dalam membaca, dan tentunya ketepatan dalam memilih jawaban yang benar.πŸ™πŸ™

Berikut menurut mimin tips agar sobat semua dapat mengerjakan soal dengan baik ( mumpung masih lumayan lama tes nya guys ) jadi persiapkan diri sebaik- baiknya .: 
  1. First.... Tentunya selalu berdoa kepada Sang Pencipta, karena Usaha kita terlalu kecil guys jika dibandingkan dengan Rahmat/ Ridho dari NYA.πŸ™πŸ™πŸ™
  2. Mintalah doa restu πŸ’— dari Kedua Orang Tua ataupun orang - orang yang anda sayang dan menyayangi anda ( jgan sampe bertepuk sebelah tangan ya 😳)
  3. Luruskan niat agan2 semua juga penting lho....
  4. Baca kisi - kisi soal yang akan di ujikan pada tes CPNS kali ini ya, ingat jangan sampai kita belajar menghafal diluar konteks kisi - kisi soal yang akan keluar, cz menurut admin capekkkk deh....πŸ˜”πŸ˜”
  5. Sisakan 1 sampai 2 jam perhari untuk kita belajar. ingat jangan menumpuk materi hafalan seharian penuh cz menurut mimin sih rada ribet, dan gak akan inget2...πŸ’¦
  6. Selalu biasakan berlatih mengerjakan soal soal yang ente dapet, baik dari download soal cpns maupun dari ebook gratisan, ataupun dari buku cpns yang agan2 beli dipasar. karena percaya deh hal ini membantu buat agan2 semua nantinya didalam tes, agar bisa lebih fokus, dan memiliki ketahanan dalam membaca soal, dan menganalisa soal, serta menyesuaikan waktu, dan paling penting tidak gugup dan tergesa- gesa saat menghadapi tes tersebut. 😏😏😏 . karena banyak orang yang gagal bukan karena dia tidak bisa namun kurang berlatih, ketika ada pressure dari waktu yang berjalan dan soal yang banyak, maka apa yang dia pelajari nya tidak tersampaikan dengan baik dalam artian tegang dalam menghadapi tes tersebut dengan jantung yang berirama dangdut..πŸ˜‚πŸ˜‚πŸ˜‚

 Oke gusy, sekian tips atau sedikit saran dari mimin semoga bisa membantu agan2 semua baik dalam meningkatkan motivasi dalam belajar maupun menambah taktik agan2 semua dalam mempersiapkan diri sebaik mungkin disaat tes, apalalgi yang tahun ini tes terakhir karena umur nya.. So, good Luck !!!!πŸ‘ŠπŸ‘ŠπŸ‘ŠπŸ‘ŠπŸ‘Š



Soal

contoh soal Penyetaraan Persamaan Reaksi KIMIA.

KMnO4(aq) + FeSO4(aq) + H2SO4(aq) → K2SO4(aq) + MnSO4(aq) + Fe2(SO4)3(aq) + H2O(l)

Al(OH)3(aq) + H2SO4(aq) → Al2(SO4)3(aq) + H2O(l)

Mg(NO3)2 (aq) +  Na3PO4(aq)   →   Mg3(PO4)2 (s) + NaNO3 (aq)

(NH4)2 SO4 (aq) + KOH(aq)    →   K2SO4 (aq)  + NH3 (g) + H2O (l)

C2H6(g)   +  O2 (g)   →     CO2 (g) +  H2O(g)

Penyetaraan Persamaan Reaksi.

Perubahan kimia atau yang disebut reaksi kimia biasanya ditulis dalam bentuk persamaan reaksi. Dalam persamaan reaksi selalu diberi koefisien yang sesuai untuk memenuhi hukum kekekan massa dan teori atom Dalton. Salah satu postulat atom Dalton menyatakan jenis dan jumlah atom yang terlibat dalam reaksi kimia biasa (tidak melibatkan reaksi fisi dan fusi) tidak berubah tetapi hanya mengalami penataan ulang. Sebenarnya hal postulat atom Dalton ini hanya menjelaskan hukum kekekalan massa. Contoh 1 Logam aluminium bereaksi dengan gas O2 membentuk aluminium oksida. Tulislah persamaan reaksi dan penyetaraannya? 1) Menulis rumus kimia atau lambang unsur dari reaktan dan produk dengan wujud masing-masing spesies. Al(s) + O2(g)→Al2O3(s) 2) Tetapkan koefisien salah satu spesi sama dengan 1 (biasanya spesi yang rumus kimianya lebih kompleks). Pada reaksi di atas spesi yang lebih kompleks adalah Al2O3 = 1 3) Setarakan unsur yang terkait langsung dengan zat yang telah diberi koefisien 1. Koefisien Al2O3 = 1 Maka Al diruas kanan = 2 Al diruas kiri = 1 Agar jumlah atom Al pada kedua ruas sama maka Al pada ruas kiri diberi kofisien 2. Persamaan reaksinya menjadi: 2Al(s) + O2(g) → Al2O3(s) Atom O Koefisien Al2O3 = 1 atom O diruas kanan = 3 Jumlah atom O diruas kiri = 2 Agar jumlah atom O pada kedua ruas sama maka atom O pada ruas kiri diberi koefisien 3/2. Persamaan reaksinya menjadi: 2Al(s) + 3/2O2(g) → Al2O3(s) Agar koefisien tidak dalam bentuk pecahan koefisien pada kedua ruas dikalikan dengan satu bilangan agar diperoleh suatu bilangan bulat. Untuk memperoleh bilangan bulat maka kedua ruas dikali 2, sehingga diperoleh persamaan reaksi yang setara dengan koefisien dalam bentuk bilangan bulat: 4Al(s) + 3O2(g) → 2Al2O3(s) 4) Biasanya oksigen disetarakan paling terakhir jika masih terdapat unsur-unsur lain. Contoh 2 Reaksi besi(III) oksida dengan larutan asam sulfat membentuk besi(III) sulfat dan air. Tulislah persamaan reaksi dan setarakan persamaan reaksi tersebut? Jawab 1. Menulis rumus kimia atau lambang unsur dari reaktan dan produk dengan wujud masing-masing spesies. FeO3(s) + H2SO4 → Fe(SO4)3(aq) + H2O(l) 2. Tetapkan koefisien salah satu spesi sama dengan 1 (biasanya spesi yang rumus kimianya lebih kompleks). Sedangkan koefisien yang lainnya disetarakan huruf sebagai kofisien sementara. Koefisien Fe2(SO4)3 = 1 dan koefisien yang lain menggunakan huruf. Persamaan reaksi menjadi: aFeO3(s) + bH2SO4 → 1Fe(SO4)3(aq) + cH2O(l) 3. Setarakan unsur yang terkait langsung dengan zat yang telah diberi koefisien 1. Dari reaksi tersebut unsur yang berikAtan langsung dengan zat telah diberi koefisien 1 adalah Fe, S dan O. Namun O disetarakan terakhir karena unsur O terdapat di lebih dari dua zat. Penyetaraan atom Fe Jumlah atom Fe di ruas kiri = 2a Jumlah atom Fe di ruas kanan = 2 Maka jumlah atom Fe diruas kiri atau harga koefisien a = 2a = 2, a = 1 Penyetaraan atom S Jumlah atom S di ruas kiri = b Jumlah atom S di ruas kanan = 3 Maka jumlah atom S di ruas kiri atau harga koefisien b = 3 Persamaan reaksinya menjadi: 1FeO3(s) + 3H2SO4 → 1Fe(SO4)3(aq) + cH2O(l) 4. Setarakan atom lainnya. Atom O disetarakan setelah semua atom setara. Penyetaraan atom H Jumlah atom H di ruas kiri = 6 Jumlah atom H di ruas kanan = 2c Maka jumlah atom H di ruas kanan atau harga koefisien b = 2c = 6, c = 3 Persamaan reaksinya menjadi: 1FeO3(s) + 3H2SO4 → 1Fe(SO4)3(aq) + 3H2O(l) 5. Setarakan atom O. Karena semua atom telah setara, maka oksigen seharusnya telah setara juga. Untuk meyakinkan jumlah atom O pada kedua ruas telah setara, maka dilakukan penjumlahan atom O pada kedua ruas. Jumlah atom O di ruas kiri = 3 + 12 = 15 Jumlah atom O di ruas kanan = 12 + 3 = 15. Dari penjumlahan ini, terbukti jumlah atom O pada ruas kiri dan ruas kanan telah setara. Jadi persamaan reaksi setaranya adalah sebagai beriktu: FeO3(s) + 3H2SO4 → Fe(SO4)3(aq) + 3H2O(l) Contoh 3 Reaksi antara tembaga dengan larutan asam nitrat encer menghasilkan tembaga(II) nitrat, gas nitrogen monoooksida dan air. Tulislah persamaan reaksi dan setarakan persamaan reaksi tersebut? Jawab 1. Menulis rumus kimia atau lambang unsur dari reaktan dan produk dengan wujud masing-masing spesies. Cu(s) + HNO3(aq) → Cu(NO3)2(aq) + NO(g) + H2O(l) 2. Tetapkan koefisien salah satu spesi sama dengan 1 (biasanya spesi yang rumus kimianya lebih kompleks). Sedangkan koefisien yang lainnya disetarakan huruf sebagai kofisien sementara. Koefisien Cu(NO3)2 = 1, dan koefisien yang lain menggunakan huruf. Persamaan reaksi menjadi: aCu(s) + bHNO3(aq) → 1Cu(NO3)2(aq) + cNO(g) + dH2O(l) 3. Setarakan unsur yang terkait langsung dengan zat yang telah diberi koefisien 1. Pada reaksi di atas, hanya Cu yang dapat langsung disetarakan yaitu a = 1. Untuk unsur yang lainnya walaupun terkait langsung dengan Cu(NO3)2 tetapi tidak dapat langsung disetarakan karena terdapat di lebih dari dua zat yang belum mempunyai harga korfisien. Maka untuk menyetarakannya ikuti persamaan-persamaan berikut: · Menyetarakan atom N → b = 2 + c ……………………… (1) · Menyetarakan atom H → b = 2d …………………………. (2) · Menyetarakan atom O → 3b = 6 + c + d ……………… (3) Dari persamaan-persamaan di atas nyatakan nilai c dan d dalam b, sebagai berikut: · Dari persamaan (1), b = 2 + c → c = b – 2 · Dari persamaan (2), b = 2d → d = 0,5 b Substitusikan nilai c dan d ke dalam persamaan (3) 3b = 6 + c + d 3b = 6 + (b – 2) + (0,5 b) 1,5b = 4 b = clip_image002 nilai b yang telah diperoleh di substitusikan ke persamaan (1) dan (2) untuk memperoleh nilai c dan d. Maka nilai c dan d berturut-turut adalah clip_image004 clip_image006 persamaan reaksinya menjadi: 1Cu(s) + 8/3HNO3(aq) → 1Cu(NO3)2(aq) + 2/3NO(g) + 4/3H2O(l) karena masih dalam bentuk pecahan maka dikalikan 3 agar diperoleh koefisien dalam bentuk bilangan bulat. 3Cu(s) + 8HNO3(aq) → 3Cu(NO3)2(aq) + 2NO(g) + 4H2O(l)

Teori Belajar Sosial Albert Bandura


 
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Teori
Albert Bandura sangat terkenal dengan teori pembelajaran social ( Social Learning Teory ) salah satu konsep dalam aliran behaviorisme yang menekankan pada komponen kognitif dari fikiran, pemahaman dan evaluasi. Ia seorang psikologi yang terkenal dengan teori belajar social atau kognitif social serta efikasi diri. Eksperimen yang sangat terkenal adalah eksperimen Bobo Doll yang menunjukkan anak – anak meniru seperti perilaku agresif dari orang dewasa disekitarnya.
Teori kognitif sosial (social cognitive theory) yang dikemukakan oleh Albert Bandura menyatakan bahwa faktor sosial dan kognitif serta factor pelaku memainkan peran penting dalam pembelajaran. Faktor kognitif berupa ekspektasi/ penerimaan siswa untuk meraih keberhasilan, factor social mencakup pengamatan siswa terhadap perilaku orangtuanya. Albert Bandura merupakan salah satu perancang teori kognitif social. Menurut Bandura ketika siswa belajar mereka dapat merepresentasikan atau mentrasformasi pengalaman mereka secara kognitif. Bandura mengembangkan model deterministic resipkoral yang terdiri dari tiga faktor utama yaitu perilaku, person/kognitif dan lingkungan. Faktor ini bisa saling berinteraksi dalam proses pembelajaran. Faktor lingkungan mempengaruhi perilaku, perilaku mempengaruhi lingkungan, faktor person/kognitif mempengaruhi perilaku. Faktor person Bandura tak punya kecenderungan kognitif terutama pembawaan personalitas dan temperamen. Faktor kognitif mencakup ekspektasi, keyakinan, strategi pemikiran dan kecerdasan.
Dalam model pembelajaran Bandura, faktor person (kognitif) memainkan peranan penting. Faktor person (kognitif) yang dimaksud saat ini adalah self-efficasy atau efikasi diri. Reivich dan ShattΓ© (2002) mendefinisikan efikasi diri sebagai keyakinan pada kemampuan diri sendiri untuk menghadapi dan memecahkan masalah dengan efektif. Efikasi diri juga berarti meyakini diri sendiri mampu berhasil dan sukses. Individu dengan efikasi diri tinggi memiliki komitmen dalam memecahkan masalahnya dan tidak akan menyerah ketika menemukan bahwa strategi yang sedang digunakan itu tidak berhasil. Menurut Bandura (1994), individu yang memiliki efikasi diri yang tinggi akan sangat mudah dalam menghadapi tantangan. Individu tidak merasa ragu karena ia memiliki kepercayaan yang penuh dengan kemampuan dirinya. Individu ini menurut Bandura (1994) akan cepat menghadapi masalah dan mampu bangkit dari kegagalan yang ia alami.
Menurut Bandura proses mengamati dan meniru perilaku dan sikap orang lain sebagai model merupakan tindakan belajar. Teori Bandura menjelaskan perilaku manusia dalam konteks interaksi timbal balik yang berkesinambungan antara kognitif, perilaku dan pengaruh lingkungan. Kondisi lingkungan sekitar individu sangat berpengaruh pada pola belajar social jenis ini. Contohnya, seseorang yang hidupnya dan dibesarkan di dalam lingkungan judi, maka dia cenderung untuk memilih bermain judi, atau sebaliknya menganggap bahwa judi itu adalah tidak baik.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Latar Belakang Tokoh
Albert Bandura dilahirkan di Mundare Northern Alberta Kanada, pada 04 Desember 1925. Masa kecil dan remajanya dihabiskan di desa kecil dan juga mendapat pendidikan disana. Pada tahun 1949 beliau mendapat pendidikan di University of British Columbia, dalam jurusan psikologi. Dia memperoleh gelar Master didalam bidang psikologi pada tahun 1951 dan setahun kemudian ia juga meraih gelar doctor (Ph.D). Bandura menyelesaikan program doktornya dalam bidang psikologi klinik, setelah lulus ia bekerja di Standford University.Beliau banyak terjun dalam pendekatan teori pembelajaran untuk meneliti tingkah laku manusia dan tertarik pada nilai eksperimen.Pada tahun 1964 Albert Bandura dilantik sebagai professor dan seterusnya menerima anugerah American Psychological Association untuk Distinguished scientific contribution pada tahub 1980.
Pada tahun berikutnya, Bandura bertemu dengan Robert Sears dan belajar tentang pengaruh keluarga dengan tingkah laku social dan proses identifikasi. Sejak itu Bandura sudah mulai meneliti tentang agresi pembelajaran social dan mengambil Richard Walters, muridnya yang pertama mendapat gelar doctor sebagai asistennya. Bandura berpendapat, walaupun prinsip belajar cukup untuk menjelaskan dan meramalkan perubahan tingkah laku, prinsip itu harus memperhatikan dua fenomena penting yang diabaikan atau ditolak oleh paradigma behaviorisme. Albert Bandura sangat terkenal dengan teori pembelajaran social, salah satu konsep dalam aliran behaviorime yang menekankan pada komponen kognitif dari pemikiran, pemahaman, dan evaluasi.
B. Teori Pembelajaran Sosial
Teori Pembelajaran Sosial merupakan perluasan dari teori belajar perilaku yang tradisional (behavioristik)1. Teori pembelajaran social ini dikembangkan oleh Albert Bandura (1986). Teori ini menerima sebagian besar dari prinsip – prinsip teori – teori belajar perilaku, tetapi memberikan lebih banyak penekanan pada kesan dan isyarat – isyarat perubahan perilaku, dan pada proses – proses mental internal. Jadi dalam teori pembelajaran social kita akan menggunakan penjelasan – penjelasan reinforcement eksternal dan penjelasan – penjelasan kognitif internal untuk memahami bagaimana belajar dari orang lain. Dalam pandangan belajar social “ manusia “ itu tidak didorong oleh kekuatan – kekuatan dari dalam dan juga tidak dipengaruhi oleh stimulus – stimulus lingkungan.
Teori belajar social menekankan bahwa lingkungan – lingkungan yang dihadapkan pada seseorang secara kebetulan ; lingkungan – lingkungan itu kerap kali dipilih dan diubah oleh orang itu melalui perilakunya sendiri. Menurut Bandura, sebagaimana dikutip oleh (Kard,S,1997:14) bahwa “sebagian besar manusia belajar melalui pengamatan secara selektif dan mengingat tingkah laku orang lain”. Inti dari pembelajaran social adalah pemodelan (modelling), dan pemodelan ini merupakan salah satu langkah paling penting dalam pembelajaran terpadu.
Ada dua jenis pembelajaran melalui pengamatan ,Pertama. Pembelajaran melalui pengamatan dapat terjadi melalui kondisi yang dialami orang lain,Contohnya : seorang pelajar melihat temannya dipuji dan ditegur oleh gurunya karena perbuatannya, maka ia kemudian meniru melakukan perbuatan lain yang tujuannya sama ingin dipuji oleh gurunya. Kejadian ini merupakan contoh dari penguatan melalui pujian yang dialami orang lain. Kedua, pembelajaran melalui pengamatan meniru perilaku model meskipun model itu tidak mendapatkan penguatan positif atau penguatan negatif saat mengamati itu sedang memperhatikan model itu mendemonstrasikan sesuatu yang ingin dipelajari oleh pengamat tersebut dan mengharapkan mendapat pujian atau penguatan apabila menguasai secara tuntas apa yang dipelajari itu. Model tidak harus diperagakan oleh seseorang secara langsung, tetapi kita dapat juga menggunakan seseorang pemeran atau visualisasi tiruan sebagai model (Nur, M,1998.a:4).
Seperti pendekatan teori pembelajaran terhadap kepribadian, teori pembelajaran social berdasarkan pada penjelasan yang diutarakan oleh Bandura bahwa sebagian besar daripada tingkah laku manusia adalah diperoleh dari dalam diri, dan prinsip pembelajaran sudah cukup untuk menjelaskan bagaimana tingkah laku berkembang. Akan tetapi, teori – teori sebelumnya kurang memberi perhatian pada konteks social dimana tingkah laku ini muncul dan kurang memperhatikan bahwa banyak peristiwa pembelajaran terjadi dengan perantaraan orang lain. Maksudnya, sewaktu melihat tingkah laku orang lain, individu akan belajar meniru tingkah laku tersebut atau dalam hal tertentu menjadikan orang lain sebagai model bagi dirinya.
C. Teori Peniruan ( Modeling )
Pada tahun 1941, dua orang ahli psikologi, yaitu Neil Miller dan John Dollard dalam laporan hasil eksperimennya mengatakan bahwa peniruan ( imitation ) merupakan hasil proses pembelajaran yang ditiru dari orang lain. Proses belajar tersebut dinamakan “ social learning “ – “pembelajaran social “ . Perilaku peniruan manusia terjadi karena manusia merasa telah memperoleh tambahan ketika kita meniru orang lain, dan memperoleh hukuman ketika kita tidak menirunya. Menurut Bandura, sebagian besar tingkah laku manusia dipelajari melalui peniruan maupun penyajian, contoh tingkah laku ( modeling ). Dalam hal ini orang tua dan guru memainkan peranan penting sebagai seorang model atau tokoh bagi anak – anak untuk menirukan tingkah laku membaca.
Dua puluh tahun berikutnya ,” Albert Bandura dan Richard Walters ( 1959, 1963 ) telah melakukan eksperimen pada anak – anak yang juga berkenaan dengan peniruan. Hasil eksperimen mereka mendapati, bahwa peniruan dapat berlaku hanya melalui pengamatan terhadap perilaku model (orang yang ditiru) meskipun pengamatan itu tidak dilakukan terus menerus. Proses belajar semacam ini disebut “observationallearning” atau pembelajaran melalui pengamatan. Bandura (1971), kemudian menyarankan agar teori pembelajaran sosial diperbaiki memandang teori pembelajaran sosial yang sebelumnya hanya mementingkan perilaku tanpa mempertimbangan aspek mental seseorang.
Menurut Bandura, perlakuan seseorang adalah hasil interaksi faktor dalam diri(kognitif) dan lingkungan. pandangan ini menjelaskan, beliau telah mengemukakan teori pembelajaran peniruan, dalam teori ini beliau telah menjalankan kajian bersama Walter (1963) terhadap perlakuan anak-anak apabila mereka menonton orang dewasa memukul, mengetuk dengan palu besi dan menumbuk sambil menjerit-jerit dalam video. Setelah menonton video anak-anak ini diarah bermain di kamar permainan dan terdapat patung seperti yang ditayangkan dalam video. Setelah anak-anak tersebut melihat patung tersebut,mereka meniru aksi-aksi yang dilakukan oleh orang yang mereka tonton dalam video.
Berdasarkan teori ini terdapat beberapa cara peniruan yaitu meniru secara langsung. Contohnya guru membuat demostrasi cara membuat kapal terbang kertas dan pelajar meniru secara langsung. Seterusnya proses peniruan melalui contoh tingkah laku. Contohnya anak-anak meniru tingkah laku bersorak dilapangan, jadi tingkah laku bersorak merupakan contoh perilaku di lapangan. Keadaan sebaliknya jika anak-anak bersorak di dalam kelas sewaktu guru mengajar,semestinya guru akan memarahi dan memberi tahu tingkahlaku yang dilakukan tidak dibenarkan dalam keadaan tersebut, jadi tingkah laku tersebut menjadi contoh perilaku dalam situasi tersebut. Proses peniruan yang seterusnya ialah elisitasi. Proses ini timbul apabila seseorang melihat perubahan pada orang lain. Contohnya seorang anak-anak melihat temannya melukis bunga dan timbul keinginan dalam diri anak-anak tersebut untuk melukis bunga. Oleh karena itu, peniruan berlaku apabila anak-anak tersebut melihat temannya melukis bunga.
Perkembangan kognitif anak-anak menurut pandangan pemikir islam yang terkenal pada abad ke-14 yaitu Ibnu Khaldun perkembangan anak-anak hendaklah diarahkan dari perkara yang mudah kepada perkara yang lebih susah yaitu mengikut peringkat-peringkat dan anak-anak hendaklah diberikan dengan contoh-contoh yang konkrit yang boleh difahami melalui pancaindera. Menrut Ibnu Khaldun, anak-anak hendaklah diajar atau dibentuk dengan lemah lembut dan bukannya dengan kekerasan. Selain itu, beliau juga mengatakan bahwa anak-anak tidak boleh dibebankan dengan perkara-perkara yang di luar kemampuan mereka. Hal ini akan menyebabkan anak-anak tidak mau belajar dan memahami pengajaran yang disampaikan.
D. Unsur Utama dalam Peniruan (Proses Modeling/Permodelan)
Menurut teori belajar social, perbuatan melihat saja menggunakan gambaran kognitif dari tindakan, secara rinci dasar kognitif dalam proses belajar dapat diringkas dalam 4 tahap , yaitu : perhatian / atensi, mengingat / retensi, reproduksi gerak , dan motivasi.
1) Perhatian (’Attention’)
Subjek harus memperhatikan tingkah laku model untuk dapat mempelajarinya. Subjek memberi perhatian tertuju kepada nilai, harga diri, sikap, dan lain-lain yang dimiliki. Contohnya, seorang pemain musik yang tidak percaya diri mungkin meniru tingkah laku pemain music terkenal sehingga tidak menunjukkan gayanya sendiri. Bandura & Walters(1963) dalam buku mereka “Sosial Learning & Personality Development”menekankan bahwa hanya dengan memperhatikan orang lain pembelajaran dapat dipelajari.
2) Mengingat (’Retention’)
Subjek yang memperhatikan harus merekam peristiwa itu dalam sistem ingatannya. Ini membolehkan subjek melakukan peristiwa itu kelak bila diperlukan atau diingini. Kemampuan untuk menyimpan informasi juga merupakan bagian penting dari proses belajar.
3) Reproduksi gerak (’Reproduction’)
Setelah mengetahui atau mempelajari sesuatu tingkahlaku, subjek juga dapat menunjukkan kemampuannya atau menghasilkan apa yang disimpan dalam bentuk tingkah laku. Contohnya, mengendarai mobil, bermain tenis. Jadi setelah subyek memperhatikan model dan menyimpan informasi, sekarang saatnya untuk benar-benar melakukan perilaku yang diamatinya. Praktek lebih lanjut dari perilaku yang dipelajari mengarah pada kemajuan perbaikan dan keterampilan.
4) Motivasi
Motivasi juga penting dalam pemodelan Albert Bandura karena ia adalah penggerak individu untuk terus melakukan sesuatu.
Jadi subyek harus termotivasi untuk meniru perilaku yang telah dimodelkan.
E. Ciri – ciri teori Pemodelan Bandura
1. Unsur pembelajaran utama ialah pemerhatian dan peniruan
2. Tingkah laku model boleh dipelajari melalui bahasa, teladan, nilai dan lain – lain
3. Pelajar meniru suatu kemampuan dari kecakapan yang didemonstrasikan guru sebagai model
4. Pelajar memperoleh kemampuan jika memperoleh kepuasan dan penguatan yang positif
5. Proses pembelajaran meliputi perhatian, mengingat, peniruan, dengan tingkah laku atau timbal balik yang sesuai, diakhiri dengan penguatan yang positif
F. Eksperimen Albert Bandura
Eksperimen yang sangat terkenal adalah eksperimen Bobo Doll yang menunjukkan anak – anak meniru seperti perilaku agresif dari orang dewasa disekitarnya.
Albert Bandura seorang tokoh teori belajar social ini menyatakan bahwa proses pembelajaran dapat dilaksanakan dengan lebih berkesan dengan menggunakan pendekatan “permodelan “. Beliau menjelaskan lagi bahwa aspek perhatian pelajar terhadap apa yang disampaikan atau dilakukan oleh guru dan aspek peniruan oleh pelajar akan dapat memberikan kesan yang optimum kepada pemahaman pelajar.
Eksperimen Pemodelan Bandura :
Kelompok A = Disuruh memperhatikan sekumpulan orang dewasa memukul, menumbuk, menendang, dan menjerit kearah patung besar Bobo.
Hasil = Meniru apa yang dilakukan orng dewasa malahan lebih agresif
Kelompok B = Disuruh memperhatikan sekumpulan orang dewasa bermesra dengan patung besar Bobo
Hasil = Tidak menunjukkan tingkah laku yang agresif seperti kelompok A
Rumusan :
Tingkah laku anak – anak dipelajari melalui peniruan / permodelan adalah hasil dari penguatan.
Hasil Keseluruhan Eksperimen :
Kelompok A menunjukkan tingkah laku yang lebih agresif dari orang dewasa. Kelompok B tidak menunjukkan tingkah laku yang agresif
Gambar Pemodelan Albert Bandura:
G. Jenis – jenis Peniruan (modelling)
Jenis – jenis Peniruan (modeling):
1. Peniruan Langsung
Pembelajaran langsung dikembangkan berdasarkan teori pembelajaran social Albert Bandura. Ciri khas pembelajaran ini adalah adanya modeling , yaitu suatu fase dimana seseorang memodelkan atau mencontohkan sesuatu melalui demonstrasi bagaimana suatu ketrampilan itu dilakukan.
Meniru tingkah laku yang ditunjukkan oleh model melalui proses perhatian. Contoh : Meniru gaya penyanyi yang disukai.
2. Peniruan Tak Langsung
Peniruan Tak Langsung adalah melalui imaginasi atau perhatian secara tidak langsung. Contoh : Meniru watak yang dibaca dalam buku, memperhatikan seorang guru mengajarkan rekannya.
3. Peniruan Gabungan
Peniruan jenis ini adalah dengan cara menggabungkan tingkah laku yang berlainan yaitu peniruan langsung dan tidak langsung. Contoh : Pelajar meniru gaya gurunya melukis dan cara mewarnai daripada buku yang dibacanya.
4. Peniruan Sesaat / seketika.
Tingkah laku yang ditiru hanya sesuai untuk situasi tertentu saja.
Contoh : Meniru Gaya Pakaian di TV, tetapi tidak boleh dipakai di sekolah.
5. Peniruan Berkelanjutan
Tingkah laku yang ditiru boleh ditonjolkan dalam situasi apapun.
Contoh : Pelajar meniru gaya bahasa gurunya.
Hal lain yang harus diperhatikan bahwa faktor model atau teladan mempunyai prinsip – prinsip sebagai berikut :
1. Tingkat tertinggi belajar dari pengamatan diperoleh dengan cara mengorganisasikan sejak awal dan mengulangi perilaku secara simbolik kemudian melakukannya. Proses mengingat akan lebih baik dengan cara perilaku yang ditiru dituangkan dalam kata – kata, tanda atau gambar daripada hanya melihat saja. Sebagai contoh : Belajar gerakan tari dari pelatih memerlukan pengamatan dari berbagai sudut yang dibantu cermin dan seterusnya ditiru oleh para pelajar pada masa yang sama, kemudian proses meniru akan efisien jika gerakan tari tadi juga didukung dengan penayangan video, gambar, atau kaedah yang ditulis dalam buku panduan.
2. Individu lebih menyukai perilaku yang ditiru jika sesuai dengan nilai yang dimilikinya.
3. Individu akan menyukai perilaku yang ditiru jika model tersebut disukai dan dihargai serta perilakunya mempunyai nilai yang bermanfaat.
Teori belajar social dari Bandura ini merupakan gabungan antara teori belajar behavioristik dengan penguatan dan psikologi kognitif, dengan prinsip modifikasi tingkah laku. Proses belajar masih berpusat pada penguatan, hanya terjadi secara langsung dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Sebagai contoh : Penerapan teori belajar social dalam iklan sabun ditelevisi. Iklan selalu menampilkan bintang – bintang yang popular dan disukai masyarakat, hal ini untuk mendorong konsumen agar membeli sabun supaya mempunyai kulit seperti para “bintang “.
Motivasi banyak ditentukan oleh kesesuaian antara karakteristik pribadi pengamat dengan karakteristik modelnya. Ciri – cirri model seperti usia, status social, seks, keramahan, dan kemampuan, penting dalam menentukan tingkat imitasi. Anak – anak lebih senang meniru model seusianya daripada model dewasa. Anak – anak juga cenderung meniru model yang sama prestasinya dalam jangkauannya. Anak – anak yang sangat dependen cenderung imitasi model yang dependennya lebih ringan. Imitasi juga dipengaruhi oleh interaksi antara ciri model dengan observernya.
H. Kelemahan Teori Albert Bandura
Teori pembelajaran Sosial Bandura sangat sesuai jika diklasifikasikan dalam teori behavioristik. Ini karena, teknik pemodelan Albert Bandura adalah mengenai peniruan tingkah laku dan adakalanya cara peniruan tersebut memerlukan pengulangan dalam mendalami sesuatu yang ditiru.
Selain itu juga, jika manusia belajar atau membentuk tingkah lakunya dengan hanya melalui peniruan ( modeling ), sudah pasti terdapat sebagian individu yang menggunakan teknik peniruan ini juga akan meniru tingkah laku yang negative , termasuk perlakuan yang tidak diterima dalam masyarakat.
I. Kelebihan Teori Albert Bandura
Teori Albert Bandura lebih lengkap dibandingkan teori belajar sebelumnya , karena itu menekankan bahwa lingkungan dan perilaku seseorang dihubungkan melalui system kognitif orang tersebut. Bandura memandang tingkah laku manusia bukan semata – mata reflex atas stimulus ( S-R bond), melainkan juga akibat reaksi yang timbul akibat interaksi antara lingkungan dengan kognitif manusia itu sendiri.
Pendekatan teori belajar social lebih ditekankan pada perlunya conditioning ( pembiasan merespon ) dan imitation ( peniruan ). Selain itu pendekatan belajar social menekankan pentingnya penelitian empiris dalam mempelajari perkembangan anak – anak. Penelitian ini berfokus pada proses yang menjelaskan perkembangan anak – anak, faktor social dan kognitif.

Tes Wawasan Kebangsaan ( TWK )

Berikut 10 ( Sepuluh ) Contoh Soal Tes Wawasan Kebangsaan. 1. Saling menghormati dan tidak membeda- bedakan manusia berdasarkan suku...