ANALISIS KRITIS
MEDIA
PENDIDIKAN BERBASIS TI DAPAT MENINGKATKAN
HASIL
BELAJAR SISWA.
I. PENDAHULUAN
Pengunaan media pembelajaran berbasis TI dalam
pengajaran dan pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar siswa, Argumen ini
terkadang masih digunakan baik melalui referensi eksplisit dalam dokumen
ataupun secara implisit digunakan. Banyak literatur yang menyebutkan secara
gamblang bahwa media pendidikan berbasis TI atau tekhnologi informasi sangat
bermanfaat serta merta meningkatkan prestasi hasil belajar siswa. Beberapa penelitian
telah mencoba untuk menemukan korelasi positif antara prestasi yang tinggidan
praktek yang baik dengan TI. Diantara mereka, beberapa studi kualitatif mencoba
mengidentifikasi kondisi dan definisi dari praktek – praktek (Kozma, 2003b;
Venezky, 2000) tapi korelasi positif dari penggunaan TI terhadap tingginya hasil
belajar siswa atau prestasi siswa secara nyata masih diperdebatkan.
Penulis disini secara eksplist menyebutkan kemajuan
TI dalam pembelajaran dan selalu menawarkan asumsi bahwa TI adalah media
pendidikan terbaik dalam meningkatkan hasil/ prestasi belajar siswa atau solusi
singkat dalam memecahkan prestasi belajar siswa yang jatuh.
Tentunya asumsi tersebut menimbulkan banyak
pertanyaan, diantaranya penulis ingin menggali/ mengajukan beberapa pertanyaan
yaitu :
1. Bagaimana
dan dimana peran TI sebenarnya dalam pembelajaran ?
2. Apakah
dengan semakin tingginya TI yang digunakan sebagai media pembelajaran maka
semakin baik hasil belajar siswa?
3. Mungkin
tekhnologi (TI) sebagai media pembelajaran selalu menawarkan bentuk – bentuk
baru dalam pendidikan karena perkembangan nya yang sangat cepat, tapi apakah
kita sudah terlebih dahulu mengembangkan tehknik penilaian yang memadai?
Berdasarkan pertanyaan –pertanyaan yang muncul di
atas maka penulis ingin mengkaji secara mendalam artikel tersebut, jika memang
TI lah yang diharapkan sebagai solusi nyata dalam pendidikan maka sebagai
pendidik sudah seharusnya kita menerapkan TI dalam suatu proses pembelajaran
untuk semua materi mata pelajaran yang kita sampaikan kepada peserta didik.
Adapun
manfaat yang diperoleh dari pengkajian artikel ini adalah:
1. Bagi
pembaca;
a. Dengan
ikut membaca kemudian terlibat dalam kajian ini pembaca memahami kesesuaian
antara media pembelajaran dan hasil belajar.
b. Pembaca
diharapkan mengetahui peran TI sebenarnya didalam proses pembelajaran, sehingga
mampu menerapkan media TI dengan lebih optimal dalam pembelajaran.
2. Bagi
penulis;
a. Untuk
menambah wawasan pengetahuan mengenai pembelajaran yang baik dengan
memanfaatkan/menggunakan media pembelajaran berbasis TI, sehingga tercapai
optimalisasi didalam pembelajaran.
II.
RANGKUMAN
1. FOKUS
PEMBAHASAN
Beberapa fakta –fakta yang terdapat
didalam artikel tersebut antara lain :
a. TI
adalah ‘keterampilan’ hidup yang penting sama seperti membaca dan menghitung.
b. TI
adalah alat manajemen pendidikan.
c. TI
adalah alat yangdapat meningkatkan pengajaran dan pembelajaran.
Dalam Artikel tersebut Media
pembelajaran berbasis TIK merupakan alat bantu atau suatu media pembelajaran yang
digunakan untuk mempermudah mengantar informasi – informasi dalam suatu materi
pelajaran dengan memanfaatkan kemajuan tekhnologi dalam bidang pendidikan
seperti halnya penggunaan slide –slide dalam power point yang kreatif dalam
menyampaikan materi pelajaran. Hal tersebut diatas bisa menjadi perdebatan
ketika penulis menyampaikan argumen bahwa TIK dapat meningkatkan hasil belajar
siswa.
Pertama, Karena
pengkaji disini melihat bahwa penggunaan TIK di dalam pembelajaran adalah
sebagai alat bantu atau media untuk mentransformasi berita atau info dengan
lebih menarik dan inovatif sehingga menimbulkan minat dan motivasi belajar pada
siswa tetapi belum bisa menjamin bahwa penggunaan TIK dalam pembelajaran dapat
serta merta meningkatkan hasil atau prestasi belajar siswa. Karena disini
penulis menganggap untuk memanfaat kan media TIK diperlukan juga terlebih
dahulu SKILL guru dalam memanfaatkan dan berinteraksi dengan media tersebut
barulah kemudian pesan yang terkandung dalam suatu materi dapat optimal tersampaikan
kepada peserta didik.
Kedua, pengkaji
menganggap perlu adanya standar penilaian yang juga mengimbangi pemakaian media
TIK dalam suatu proses belajar. Sebagai contoh dalam suatu kelas belajar, guru
menggunakan alat/ media bantu berupa power point untuk memudahkan dan
mempercantik informasi yang terkandung dalam suatu materi pelajaran dengan
harapan minat dan motivasi hal itbelajar peserta didik dapat di perluas. Tetapi
yang perlu kita pertanyakan disini apakah minat siswa untuk mengetahui dan
terampil menggunakan media bantu yang digunakan guru (power point) harus di
abaikan? Bukan kah hal tersebut termasuk dalam ranah afektif?
III. KRITIK
Dari artikel
tersebut penulis ingin menyampaikan pentingnya media pembelajaran didalam suatu
proses pembelajaran yang optimal tetapi gaya penulisan yang terlalu mengupas
besar nya peran Tekhnologi yang maju dan beraneka ragam dalam suatu
pembelajaran (menurut pengkaji) pada akhirnya menggeser peran serta guru dan
minat dari peserta didik itu sendiri dalam suatu proses pembelajaran. Sehingga
menurut pengkaji menimbulkan argumen
bahwa TIK secara serta merta dapat meningkatkan hasil belajar atau prestasi
belajar , lalu sebenarnya bagaimana peran TIK disini ? apa korelasi positif
yang kita dapat tarik dari Media TIK dalam pembelajaran dengan hasil belajar?
Untuk itu sebelumnya pengkaji ingin mengemukakan beberapa definisi menurut para
ahli mengenai pengertian media pembelajaran, media berbasis TIK dan hasil belajar siswa.
Media merupakan alat yang harus ada apabila
kita ingin memudahkan sesuatu dalam pekerjaan. Media merupakan alat Bantu yang
dapat memudahkan pekerjaan. Setiap orang pasti ingin pekerjaan yang dibuatnya
dapat diselesaikan dengan baik dan dengan hasil yang memuaskan.
Kata media
itu sendiri berasal dari bahasa latin yang merupakan bentuk jamak dari kata “
medium “ yang berarti “ pengantar atau perantara “, dengna demikian dapat
diartikan bahwa media merupakan wahana penyalur informasi belajar atau penyalur
pesan.
Kit Lay
Bourne ( 1985 : 82 ) menyatakan bahwa “ penggunaan media tidak harus membawa
bungkusan berita-berita semua, siswa cukup dapat mengawasi suatu berita.” Dari
pendapat tersebut dapat dihubungkan bahwa penyampaian materi pelajaran dengan
cara komunikasi masih dirasakan adanya penyimpangan pemahaman oleh siswa. Masalahnya
adalah bahwa siswa terlalu banyak menerima sesuatu ilmu dengan verbalisme
Media
pembelajaran berbasis TIK merupakan pembelajaran yang berbasis pada penggunaan
teknologi komputer sebagai media untuk menciptakan interaksi dan membangun
motivasi siswa dalam belajar. Media yang dimaksudkan disini dapat berupa
animasi offline yang ditampilkan melalui LCD ataupun media online yang berbasis
website.
Menurut Dimyati
dan Mudjiono, hasil belajar
merupakan hal yang dapat dipandang dari dua sisi yaitu sisi siswa dan dari sisi
guru. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang
lebih baik bila dibandingkan pada saat sebelum belajar.
Tingkat
perkembangan mental tersebut terwujud pada jenis-jenis ranah kognitif, afektif,
dan psikomotor. Sedangkan dari sisi guru, hasil belajar merupakan saat terselesaikannya
bahan pelajaran.
Menurut
Oemar Hamalik hasil belajar adalah bila
seseorang telah belajar akan terjadi perubahan tingkah laku pada orang
tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti
menjadi mengerti. Sedangkan yang dimaksud dengan pembelajaran menurut Slavin didefinisikan merupakan perubahan
tingkah laku individu yang disebabkan oleh pengalaman. Pengalaman disini
diartikan peserta didik sebagai objek yang telah mengalami berbagai proses
dalam pembelajaran. Lalu dimana peran TIK dalam pendidikan ? menurut pengkaji
peran TIK disini adalah sebagai media yang dimanfaatkan guru atau pendidik
untuk menyampaikan informasi dalam materi pembelajaran dengan lebih inovatif
dan kreatif sehingga dapat membangun minat siswa dalam mempelajari materi. Maka
dari pada itu perlu adanya SDM atau Skill dari pendidik sendiri dalam
menggunakan media TI dan memilih media TI yang sesuai dengan materi ajar. TI
tidak secara serta merta meningkatkan prestasi belajar para peserta didik tapi
keluasan minat dan ketertarikan akan materi yang ditawarkan akan semakin luas.
Sehingga proses pembelajaran berjalan optimal.
Untuk itu
perlu suatu fokus penialain terhadap media penagajaran (TI) evaluasi perlu
dilakukan baik terhadap segi kognitif, psikomotor tetapi juga ranah afektif,
agar siswa selain mendapat pengetahuan tentang materi ajar juga sekaligus
mengetahui atau terampil menggunakan media TI yang digunakan pendidik, hal ini
agar pendidikan menjadi lebih bermakna. Oleh sebab itu perlu adanya suatu
kurikulum yag mampu menempatkan TI sebagai media pembelajaran tapi tentunya
untuk menyusun kurikulum berbasis TI pemerintah perlu memperbaiki segala sarana
dan infrastruktur sekolah juga lingkungan sekolah mengingat untuk menerapkan TI
dalam pengajaran dibutuhkan akses internet yang memadai dan menjangkau seluruh
daerah di indonesia. Kemajuan TI yang berkembang cepat harus di imbangi dengan
kemampuan pendidik sendiri dalam mengoperasikan nya sebagai media pembelajaran
karena TI akan lebih optimal jika dalam memanfaatkan nya mendapat dukungan SDM
yang memadai.
Semua hal itu tidak akan terjadi dengan sendirinya karena
setiap siswa memiliki kondisi yang berbeda antara satu dengan lainnya. Siswa
memerlukan bimbingan baik dari guru maupun dari orang tuanya dalam melakukan
proses pembelajaran dengan dukungan TIK. Dalam kaitan ini guru memegang peran
yang amat penting dan harus menguasai seluk beluk TIK dan yang lebih penting
lagi adalah kemampuan memfasilitasi pembelajaran anak secara efektif. Peran
guru sebagai pemberi informasi harus bergeser menjadi manajer pembelajaran
dengan sejumlah peran-peran tertentu, karena guru bukan satu-satunya sumber
informasi melainkan hanya salah satu sumber informasi.
Hal itu telah menguban peran guru dan siswa dalam
pembelajaran. Peran guru
telah berubah dari: (1)
sebagai penyampai pengetahuan, sumber utama informasi, akhli materi, dan sumber
segala jawaban, menjadi sebagai
fasilitator pembelajaran, pelatih, kolaborator, navigator pengetahuan, dan
mitra belajar; (2) dari mengendalikan
dan mengarahkan semua aspek pembelajaran, menjadi lebih banyak memberikan lebih banyak alternatif dan
tanggung jawab kepada setiap siswa dalam proses pembelajaran. Sementara itu peran siswa dalam pembelajaran telah
mengalami perubahan yaitu: (1) dari penerima
informasi yang pasif menjadi
partisipan aktif dalam proses pembelajaran, (2) dari mengungkapkan kembali pengetahuan menjadi menghasilkan dan berbagai
pengetahuan, (3) dari pembelajaran
sebagai aktiivitas individual (soliter) menjadi pembelajaran berkolaboratif dengan siswa lain.
IV. SIMPULAN
Menurut artikel dari segala sumber
yang dibaca pengkaji, suatu pandangan tentang TI menyediakan suatu lahan yang
kompleks bagaimanapun analisa terhadap informasi ini menghasilkan menghasilkan
perumusan terhadap beberapa kecenderungan umum di dalam bidang yaitu :
Kendati
masuknya TI ke dalam pendidikan memiliki keuntungan dari segi social dan
ekonomi, namun masih terdapat keinginan kuat agar terjadi peningkatan prestasi
siswa, terutama peningkatan prestasi dalam tes nasional. Ini telah
menjadi semacam “Cawan Suci” dalam bidang TI bagi
para peneliti dan pembuat kebijakan, dan kelihatannya akan terus berlanjut
untuk masa yang akan datang. Pada sisi lain, meningkatnya jumlah peneliti yang
membantah untuk " mengubah target", ini adalah, untuk menggambarkan
dan mengukur satuan pembelajaran yang secara nyata dipengaruhi oleh TI.
Bagaimanapun, banyak diskusi tentang tujuan belajar yang “baru”.
Riset
telah menunjukkan bahwa pengenalan dan penggunaan teknologi tergantung pada
banyaknya variabel saling berhubungan dan mencakup konteks penggunaan,
pendekatan pengajaran dan contoh pembelajaran, di mana bagian perangkat keras
dan perangkat lunak memainkan peran tertentu. Kombinasi dari unsur-unsur ini
membentuk suatu satuan yang besar yang sukar utnuk dipilah dan oleh karena itu
perlu diteliti dan di uji, kita mengakui bahwa ada suatu kebutuhan untuk riset
yang secara sistematis menggambarkan dan menyelidiki kombinasi dari dimensi
ini.
No comments:
Post a Comment